Sabtu, 08 Desember 2012

Sabtu, 01 Desember 2012

Pengertian Korosi





I.     PENDAHULUAN
Korosi adalah proses dimana logam berubah bentuk kimiawinya akibat bereaksi dengan zat kimia dilingkungan. Umumnya semua logam larut didalam air, biasanya daya larut lambat, logam besi waktu direndam dalam air melepaskan sebagian elemennya untuk larut dalam air.

Persamaan Reaksi :
                        Fe        +          2H+       à        Fe2+     +          H2
                        Fe2+     +          2(OH)- à        Fe(OH)2
            Dan persamaan tersebut diatas terlihat bahwa makin banyak ion hidrogen di air maka proses korosi logam makin cepat. Jadi makin rendah pH maka semakin korosif, Ion hidrogen yang ada di air adalah hasil ionisasi air itu sendiri, terutama jika bersifat asam.  
            Seorang sarjana teknik yang hendak membangun sebuah bangunan pastilah tahu bahwa ada komponen-komponen penyusun bangunan tersebut. Demikian juga halnya dengan jembatan. Jembatan yang menghubungkan jalan satu dengan yang lain biasanya dibuat untuk melalui sebuah sungai, sehingga transportasi kendaraan bermotor jadi terhubung. Sedangkan yang dimaksud dengan Komponen Baja Jembatan adalah bagian dari bangunan atas dan bangunan bawah jembatan yang menggunakan bahan baja.
            Karena material penyusun jembatan tersebut terbuat dari baja, maka sudah tentu ada sifat korosi pada jembatan baja tersebut. Agar jembatan tersebut kuat dan berumur panjang untuk dikatagorikan layak pakai, maka laju korosi pada material baja tersebut harus dikurangi. Cara menanggulangi korosi pada jembatan baja tersebut bergantung pada situasi dan kondisi lingkungan.


IDENTIFIKASI POTENSI KOROSI
a.      Lingkungan Atmosfir
Lingkungan atmosfer adalah lingkungan pada udara terbuka. Udara bebas dapat menghantarkan material bebas di udara sehingga menempel pada jembatan baja, tentu saja material ini menjadi pemicu laju korosi. Asap (polusi) kendaraan bermotor juga menjadi faktor pemicu korosi, selain itu faktor hujan juga dapat mempengaruhi laju korosi pada jembatan baja, karena pada air hujan banyak mengandung ion hidrogen yang dapat menyebabkan korosi pada jembatan.

b.      Pantai tanpa Polusi
            Lingkungan pantai tanpa polusi adalah lingkungan pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik. Hal-hal yang dapat mempengaruhi laju korosi pada kondisi ini adalah air laut yang banyak mengandung mineral penyebab korosi, udara bebas yang dapat mendistribusikan material-material kecil yang membuat jembatan baja menjadi kotor, polusi kendaraan serta kondisi hujan.

c.       Pantai dengan Polusi
            Lingkungan pantai dengan polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tcrdapat polusi hasil-hasil pabrik. Lingkungan ini adalah lingkungan pada point b, namun ditambah dengan polusi hasil-hasil pabrik sebagai faktor penyebab korosi.

d.      Pedalaman tanpa Polusi
            Lingkungan Pedalaman tanpa polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana tidak terdapat polusi hasil pabrik. Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan kondisi pantai pada point b dan c, karena faktor air laut diabaikan.

  
e.       Pedalaman dengan Polusi
            Pedalaman dengan polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana terdapat polusi hasil-hasil pabrik. Faktor-faktor yang menjadi penyebab laju korosi pada lingkungan ini adalah Udara bebas yang banyak mengandung berbagai macam material pengotor, air hujan, dan polusi pabrik.

III. USULAN UPAYA PENCEGAHAN
            Upaya pencegahan atau menghambat laju korosi pada material besi atau baja ada berbagai macam, misalnya denngan pelapisan (cat), dibersihkan, isolasi dan lain-lain. Namun upaya yang paling tepat untuk menghambat laju korosi pada Jembatan baja adalah dengan cara pengecatan, karena tidaklah efisien jika setiap harinya ada petugas yang membersihkan, karena hal ini dapat membahayakan jiwa petugasnya. Oleh karena itu metode yang tepat adalah dengan cara pengecatan.
            Dalam metode pengecatan, ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Jika ketentuan-ketentuan ini tidak di perhatikan maka hasilnya juga akan berbeda. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, tiap-tiap kondisi tertentu maka berbeda pula cara menangani laju korosinya.